Welcome to my blog, hope you enjoy reading
RSS

Senin, 11 Oktober 2010

Tugas I - Sosiologi Dan Politik

1. Definisi Dari :

a. Sosiologi Dan Sifat-Sifat Sosiologi

Istilah sosiologi diperkenalkan oleh Auguste Comte, seorang filsafat dari Perancis, yang berasal dari bahasa berlainan, yaitu: Socius yang berasal dari bahasa Latin berarti kawan dan Logos berasal dari bahasa Yunani yang berarti kata atau berbicara. Sosiologi berarti erbicara mengenai masyarakat.

Ada beberapa definisi sosiologi sebagai berikut :

1) Peter L. Beger : Sosiologi adalah studi ilmiah mengenai hubungan antara masyarakat dan individu.

2) Pitirim Sorokin : Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari :

o Hubungan dan pengaruh timbale balik antara aneka macam gejala-gejala social (misalnya antara gejala ekonomi dengan agama, keluarga dengan moral, hukum dengan ekonomi, gerak masyarakat dengan politik dan lain sebagainya)

o Hubungan dan pengaruh timbale balik antara gejala social dengan gejala-gejala Nonsosial (misalnya gejala geografis, biologis, dan sebagainya)

o Ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala social.

3) Roucek dan Warren : Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok.

4) J.A.A. Van Doorn dan C.J. Lammers : Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil.

5) William F. Ogburn dan Meyer F. Nimkoff : Sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi social dan hasilnya yaitu organisasi sosial.

6) Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi : Sosiologi atau ilmu masyarakat ialah ilmu masyarakat yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial.

Kesimpulan dapat ditarik dari beberapa pendapat tersebut bahwa, Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari atau membicarakan tentang masyarakat yang meliputi gejala-gejala sosial, struktur sosial, dan perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat.

Sifat-sifat Sosiologi :

1) Sosiologi merupakan suatu ilmu social dan bukan merupakan ilmu pengetahuan alam ataupun ilmu pengetahuan kerohanian.

2) Sosiologi bukan merupakan disiplin yang normative tetapi merupakan suatu disiplin yang kategoris, artinya sosiologi membatasi diri pada apa yang terjadi dewasa ini dan bukan mengenai apa yang terjadi atau seharusnya terjadi.

3) Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang murni (pure science) dan bukan merupakan ilmu pengetahuan terapan atau terpakai (applied science).

4) Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak dan bukan merupakan ilmu pengetahuan yang kongkret.

5) Sosiologi bertujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum.

6) Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional.

7) Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang umum dan bukan merupakan ilmu pengetahuan yang khusus.

b. Politik Dan Teori-Teori Ilmu Politik

Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara.

Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun nonkonstitusional.

Ilmu Politik adalah ilmu yang mempelajari politik atau politics atau kepolitikan. Menurut Thomas P. Jenkin dalam The Study of Political Theory, dapat dibedakan dua macam teori politik, sekalipun perbedaan antara kedua kelompok teori tidak bersifat mutlak.

1) Teori-teori yang mempunyai dasar moral atau bersifat akhlak dan yang menentukan norma-norma untuk perilaku politik (norms for political behavior). Dengan adanya unsure norma-norma dan nilai (values) ini maka teori-teori ini boleh dinamakan yang mengandung nilai (valuational), yang termasuk golongan ini adalah filsafat politik, teori politik sistematis, ideology, dan sebagainya.

2) Teori-teori yang menggambarkan dan membahas fenomena an fakta-fakta politik atau dengan tidak mempersoalkan norma-norma atau nilai. Teori-teori ini dapat dinamakan non-valutional (value-free), biasanya bersifat deskriptif (menggambarkan) dan komparatif (membandingkan). Teori ini berusaha untuk membahas fakta-fakta kehidupan politik sedemikian rupa sehingga dapat disistematisir dan disimpulkan dalam generalisasi-generalisasi.

c. Ekonomi dan teori-teori ilmu ekonomi

Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Permasalahan tersebut kemudian menyebabkan timbulnya kelangkaan (Ingg: scarcity).

Kata "ekonomi" sendiri berasal dari kata Yunani οἶκος (oikos) yang berarti "keluarga, rumah tangga" dan νόμος (nomos), atau "peraturan, aturan, hukum," dan secara garis besar diartikan sebagai "aturan rumah tangga" atau "manajemen rumah tangga." Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja.
Secara umum, subyek dalam ekonomi dapat dibagi dengan beberapa cara, yang paling terkenal adalah mikroekonomi vs makroekonomi. Selain itu, subyek ekonomi juga bisa dibagi menjadi positif (deskriptif) vs normatif, mainstream vs heterodox, dan lainnya. Ekonomi juga difungsikan sebagai ilmu terapan dalam manajemen keluarga, bisnis, dan pemerintah. Teori ekonomi juga dapat digunakan dalam bidang-bidang selain bidang moneter, seperti misalnya penelitian perilaku kriminal, penelitian ilmiah, kematian, politik, kesehatan, pendidikan, keluarga dan lainnya. Hal ini dimungkinkan karena pada dasarnya ekonomi — seperti yang telah disebutkan di atas — adalah ilmu yang mempelajari pilihan manusia. Banyak teori yang dipelajari dalam ilmu ekonomi diantaranya adalah teori pasar bebas, teori lingkaran ekonomi, invisble hand, informatic economy, daya tahan ekonomi, merkantilisme, briton woods, dan sebagainya.

2. Objek-Objek Dari Sosiologi, Politik, Dan Ekonomi

Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan mempunyai beberapa objek.

Ø Objek Material

Objek material sosiologi adalah kehidupan sosial, gejala-gejala dan proses hubungan antara manusia yang memengaruhi kesatuan manusia itu sendiri.

Ø Objek Formal

Objek formal sosiologi lebih ditekankan pada manusia sebagai makhluk sosial atau masyarakat. Dengan demikian objek formal sosiologi adalah hubungan manusia antara manusia serta proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat.

Almond dan Verba mengatakan di dalam objek yang berfokus pada sistem politik terdapat tiga komponen yang saling menunjang, yaitu komponen kognitif, afektif dan evaluatif.

Sedangkan objek orientasi politik dapat digolongkan dalam beberapa objek. Pertama adalah sistem politik secara umum. Kedua adalah pribadi sebagai aktor politik. Ketiga bagian-bagian dari sistem politik yang dibedakan atas tiga golongan objek, yakni struktur khusus yang meliputi lembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif; pemegang jabatan; dan proses input dan outut politik. Secara sederhana objek-objek politik ini dibagi atas empat objek, yakni : Sistem sebagai objek umum; objek-objek input; objek-objek output; dan pribadi sebagai objek.