Welcome to my blog, hope you enjoy reading
RSS

Senin, 01 November 2010

Tugas 2 - Sosiologi dan Politik

1. Apa perbedaan-perbedaan dari pola hidup masyarakat yang terstratifikasi?

Stratifikasi Sosial: Determinan dan Konsekuensi

Stratifikasi sosial dan kelas sosial adalah dua hal yang berbeda. Stratifikasi sosial sebenarnya lebih merujuk pada pembagian sekelompok orang ke dalam tingkatan-tingkatan atau strata yang berjenjang secara vertikal. Stratifikasi sosial, berbicara tentang posisi yang tidak sederajat antar-orang atau antar-kelompok dalam masyarakat. Secara umum, stratifikasi sosial juga sering dikaitkan dengan persoalan kesenjangan atau polarisasi sosial.

Perbedaan kelas sosial bisa terjadi dan dilihat dari perbedaan besar penghasilan rata-rata seseorang setiap hari atau setiap bulannya. Namun, seperti yang dikatakan oleh Paul B. Horton dan Chester L. Hunt (1984) bahwa terbentuknya stratifikasi dan kelas-kelas sosial di dalamnya sesungguhnya tidak hanya berkaitan dengan uang. Kelas sosial adalah suatu strata atau pelapisan orang-orang yang berkedudukan relatif sama dalam kontinum atau rangkaian kesatuan status sosial. Mereka mempunyai jumlah penghasilan yang relatif sama.

a. Determinan stratifikasi sosial.

Secara rinci, faktor-faktor yang menjadi determinan stratifikasi sosial memang relatif beragam, yakni dimensi usia, jenis kelamin, agama, kelompok etnis atau ras, pendidikan formal, pekerjaan, kekuasaan, status, tempat tinggal, dan dimensi ekonomi. Berbagai dimensi ini, signifikansi dan kadar pengaruhnya dalam pembentukan stratifikasi sosial sudah tentu tidak sama kuat dan berbeda-beda tergantung pada tahap perkembangan masyarakat dan konteks sosial yang berlaku.

Secara umum, determinan yang menurut para ahli banyak berpengaruh dalam pembentukan stratifikasi sosial di masyarakat yang semakin modern adalah: dimensi ekonomi (kelas-kelas sosial), dimensi sosial (status sosial), dan dimensi politik (penguasa dan yang dikuasai/pemimpin dan pengikut). Hal ini sesuai dengan klasifikasi Jeffris dan Ransford (1980), di dalam masyarakat pada dasarnya dapat dibedakan tiga macam stratifikasi sosial, yaitu:

· Hirarkhi kelas, yang didasarkan pada penguasaan atas barang dan jasa;

· Hirarkhi kekuasasan, yang didadasarkan pada kekuasaan, dan

· Hirarkhi status, yang didasarkan pada pembagian kehormatan dan status sosial.

Akumulasi Dimensi.

Selain tiga dimensi stratifikasi sosial di atas sudah tentu masih ada sejumlah dimensi yang lain. Namun, lepas berapa jumlah dimensi stratifikasi sosial yang ada, satu hal yang perlu dicermati adalah kemungkinan terjadinya akumulasi dari sejumlah dimensi itu. Artinya, seseorang yang memiliki aset produksi berlimpah, kaya, dan memiliki banyak perusahaan, biasanya ia sebelumnya lahir dari keluarga yang berkecukupan, terhormat, memiliki pendidikan yang tinggi, dan bahkan didukung dengan pemilikan jaringan atau koneksi yang sangat luas. Seseorang yang berpendidikan, misalnya, mestki tidak selalu menjamin, tetapi pada umumnya lebih berpeluang untuk melakukan mobilitas sosial vertikal. Sebagaimana dinyatakan oleh Beteille, bahwa pendidikan berharga karena memberikan akses untuk jabatan dengan bayaran atau gaji yang lebih baik (Kuper dan Kuper, 2000: 1059).

Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi dalam Setangkai Bunga Sosiologi (1964), menyatakan bahwa anggota masyarakat yang posisinya tinggi akan cenderung mengakumulasikan posisi dalam dimensi yang berlainan.

Dalam masyarakat yang terstratifikasi, memang salah satu ciri utama yang menandai adalah ketidaksamaan untuk mengakumulasi basis kekuasaan sosial. Yang dimaksud basis kekuasaan sosial itu menurut Friedman (1979), meliputi:

o Modal produktif atas aset (tanah, rumah, peralatan, dan kesehatan)

o Sumber keuangan (pendapatan dan akses kredit)

o Organisasi sosial dan politik yang digunakan untuk mencapai kepentingan bersama

o Network atau jaringan sosial untuk memperoleh pekerjaan, barang-barang, pengetahuan, dan keterampilan yang memadai

o Informasi-informasi yang berguna untuk kehidupan

Lebih lanjut, dalam kajian ilmu sosial, pengertian stratifikasi sosial tidak sebatas pada pembagian kelas-kelas sosial saja, melainkan juga interaksi atau hubungan timbal-balik antar-kelas.

Kita sering mendengar istilah kemiskinan struktural. Dalam konteks hubungan antar-kelas inilah kemiskinan struktural terjadi. Ciri utama kemiskinan struktural adalah tidak terjadinya mobilitas vertikal di kalangan lapisan bawah. Ciri lain kemiskinan struktural adalah adanya ketergantungan dari pihak yang miskin terhadap pihak yang kaya, atau kelas sosial di atasnya. Mohtar Mas’ud (1994: 143) menyatakan bahwa ketergantungan si miskin terhadap kelas sosial di atasnya inilah yang memerosotkan si miskin dalam hal bargaining positionnya, sehingga tetap tidak mempunyai kemampuan tawar terhadap kelas sosial di atasnya.

b. Konsekuensi stratifikasi sosial.

Perbedaan tingkat pendidikan, kekayaan, status atau perbedaan kelas sosial tidak cuma mempengaruhi perbedaan dalam hal gaya hidup dan tindakan, tetapi seperti yang ditulis oleh Horton dan Hunt (1987), juga menimbulkan sejumlah perbedaan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti peluang hidup dan kesehatan, peluang bekerja dan berusaha, respons terhadap perubahan, pola sosialisasi dalam keluarga, dan perilaku politik.

Apabila dirinci, konsekuensi perbedaan stratifikasi sosial akan terjadi pada

o Perbedaan gaya hidup

o Perbedaan peluang hidup dan kesehatan

o Respons terhadap perubahan

o Peluang bekerja dan berusaha

o Kebahagiaan dan sosialisasi dalam keluarga

o Perilaku politik

Pedoman untuk meneliti pokok-pokok terjadinya proses lapisan dalam masyarakat:

1) Pada sistem pertentangan yang ada dalam masyarakat, sistem demikian hanya mempunyai arti khusus bagi masyarakat-masyarakat tertentu.

2) Sistem lapisan dapat dianalisis dalam arti-arti :

Ø Distribusi hak-hak istimewa yang objektif seperti misalnya penghasilan, kekayaan, keselamatan (kesehatan, lalu kejahatan);

Ø Sistem pertanggaan yang diciptakan oleh para warga masyarakat (prestise dan penghargaan);

Ø Kriteria sistem pertentangan dapat berdasarkan kualitas pribadi, keanggotaan kelompok kerabat tertentu, milik, wewenang atau kekuasaan;

Ø Lambang-lambang kedudukan, seperti tingkah laku hidup, cara berpakaian, perumahan, keanggotaan pada suatu organisasi dan selanjutnya; mudah-sukarnya bertukar kedudukan;

Ø Solidaritas di antara individu atau kelompok-kelompok sosial yang menduduki kedudukan yang sama dalam sistem sosial masyarakat :

- pola-pola interaksi (struktur klik, keanggotaan organisasi, perkawinan dan sebagainya),

- kesamaan atau ketidaksamaan sistem kepercayaan, sikap dan nilai-nilai

- kesadaran akan kedudukan masing-masing

- aktivitas sebagai organ kolektif.

Kriteria yang dipakai untuk menggolong-golongkan anggota-anggota masyarakat ke dalam suatu lapisan adalah sebagai berikut :

a. Ukuran Kekayaan (materiil)

Barang siapa yang memiliki kekayaan paling banyak termasuk dalam lapisan teratas.

b. Ukuran Kekuasaan

Barang siapa yang memiliki kekuasaan atau yang mempunyai wewenang terbesar menempati lapisan atasan.

c. Ukuran Kehormatan

Orang yang paling disegani dan dihormati, mendapat tempat yang teratas, banyak terdapat pada masyarakat tradisional.

d. Ukuran Ilmu Pengetahuan

Akibat negatif karena ternyata bahwa bukan mutu ilmu pengetahuan yang dijadikan ukuran, tetapi gelar kesarjanaannya.


Diadaptasi dari tulisan Bagong Suyanto dan Karmaji (Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, Edisi Kedua, Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006.


2. Jelaskan teori-teori yang terdapat dalam struktur sosial/masyarakat saat ini! Berikan contoh masing-masing?

Teori-teori sosiologi tentang sistem lapisan masyarakat adalah :

a) Kedudukan (Status)

Kadang-kadang dibedakan antara pengertian kedudukan (status) dengan kedudukan sosial (social status). Kedudukan diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial. Kedudukan sosial artinya adalah tempat seseorang secara umum dalam masyarakatnya sehubungan dengan orang-orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, prestisenya, dan hak-hak serta kewajiban-kewajibannya. Untuk lebih mudah mendapatkan pengertiannya, kedua istilah tersebut di atas akan dipergunakan dalam arti yang sama dan digambarkan dengan istilah "Kedudukan".

Masyarakat pada umumnya mengembangkan dua macam kedudukan, yaitu sebagai berikut.

Ø Ascribed Status, yaitu kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa memerhatikan perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan. Kedudukan tersebut ada yang diperoleh karena kelahiran, contohnya: kedudukan anak seorang bangsawan adalah bangsawan pula.Dan kedudukan yang tidak di peroleh atas dasar kelahiran, contohnya: misalnya kedudukan laki-laki dalam satu keluarga, kedudukannya berbeda dengan kedudukan istri dan anak-anaknya, pada umumnya sang ayah atau suami adalah kepala keluarga batihnya.

Ø Achieved Status, adalah kedudukan yang dicapai oleh seseorang dengan usaha-usaha yang disengaja. Kedudukan ini tidak diperoleh atas dasar kelahiran. Akan tetapi, bersifat terbuka bagi siapa saja, tergantung dari kemampuan masing-masing dalam mengejar serta mencapai tujuan-tujuannya. Misalnya, Setiap orang dapat menjadi guru dengan memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu yang semuanya tergantung pada usaha-usaha dan kemampuan yang bersangkutan untuk menjalaninya.

Kadang-kadang dibedakan lagi satu macam kedudukan, yaitu assigned status, yang merupakan kedudukan yang diberikan. Assigne-status tersebut sering mempunyai hubungan yang erat dengan achieved status, dalam arti bahwa suatu kelompok atau golongan memberikan kedudukan yang lebih tinggi kepada seseorang yang berjasa, yang telah memperjuangkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan masyarakat.

b) Peranan (Role)

Peranan (role) merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, dia menjalankan suatu peranan. pembedaan antara kedudukan dengan peranan adalah untuk kepentingnan ilmu pengetahuan. Keduanya tak dapat dipisah-pisahkan karena yang satu tergantung pada yang lain dan sebaliknya.

Pentingnya peranan adalah karena ia mengatur perilaku seseorang. Peranan menyebabkan seseorang pada batas-batas tertentu dapat meramalkan perbuatan-perbuatan orang lain.

Suatu peranan mencakup paling sedikit tiga hal berikut ini:

§ Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat.

§ Peranan merupakan suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

§ Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial.

Misalnya: perubahan organisasi suatu sekolah yang memerlukan penambahan guru, pegawai administrasi, dan seterusnya. Akan tetapi, juga dapat mengurangi peluang-peluang apabila terpaksa diadakan rasionalisai sebagai akibat perubahan struktur dan organisasi.

PERUBAHAN SOSIAL YANG TERJADI SAAT INI

Perubahan sosial ini terjadi dalam hampir semua bidang kehidupan, termasuk dalam “ketidaksopanan”. Perubahan-perubahan sosial itu disebabkan berbagai faktor, baik yang ada dalam kehidupan internal bangsa maupun karena sebab-sebab eksternal. Hal ini juga terlihat pada pandangan kita mengenai kehidupan itu sendiri, yang tampak dalam penggunaan bahasa yang kita lakukan. Bukan hanya munculnya bahasa prokem (preman), tetapi juga pada eufemisme (penghalusan) penggunaan bahasa nasional kita.

Contoh Perubahan Sosial Yang terjadi saat ini :

Ø Efek Psikologis Facebook bagi Kesehatan Mental

Beberapa waktu lalu muncul laporan mengenai tanda-tanda orang kecanduan Facebook atau situs jejaring sosial lainnya, misalnya Anda mengubah status lebih dari dua kali sehari dan rajin mengomentari perubahan status teman. Anda juga rajin membaca profil teman lebih dari dua kali sehari meski ia tidak mengirimkan pesan atau men-tag Anda di fotonya.

Laporan terbaru dari The Daily Mail menyebutkan, kecanduan situs jejaring sosial seperti Facebook atau MySpace juga bisa membahayakan kesehatan karena memicu orang untuk mengisolasikan diri. Meningkatnya pengisolasian diri dapat mengubah cara kerja gen, membingungkan respons kekebalan, level hormon, fungsi urat nadi, dan merusak performa mental. Hal ini memang bertolak belakang dengan tujuan dibentuknya situs-situs jejaring sosial, di mana pengguna diiming-imingi untuk dapat menemukan teman-teman lama atau berkomentar mengenai apa yang sedang terjadi pada rekan Anda saat ini.

Suatu hubungan mulai menjadi kering ketika para individunya tak lagi menghadiri social gathering, menghindari pertemuan dengan teman-teman atau keluarga, dan lebih memilih berlama-lama menatap komputer (atau ponsel). Ketika akhirnya berinteraksi dengan rekan-rekan, mereka menjadi gelisah karena “berpisah” dari komputernya.

Si pengguna akhirnya tertarik ke dalam dunia artifisial. Seseorang yang teman-teman utamanya adalah orang asing yang baru ditemui di Facebook atau Friendster akan menemui kesulitan dalam berkomunikasi secara face-to-face. Perilaku ini dapat meningkatkan risiko kesehatan yang serius, seperti kanker, stroke, penyakit jantung, dan dementia (kepikunan), demikian
menurut Dr Aric Sigman dalam The Biologist, jurnal yang dirilis oleh The Institute of Biology.

Pertemuan secara face-to-face memiliki pengaruh pada tubuh yang tidak terlihat ketika mengirim e-mail. Level hormon seperti oxytocin yang mendorong orang untuk berpelukan atau saling berinteraksi berubah, tergantung dekat atau tidaknya para pengguna. Beberapa gen, termasuk gen yang berhubungan dengan sistem kekebalan dan respons terhadap stres, beraksi secara berbeda, tergantung pada seberapa sering interaksi sosial yang dilakukan seseorang dengan yang lain.

Menurutnya, media elektronik juga menghancurkan secara perlahan-lahan kemampuan anak-anak dan kalangan dewasa muda untuk mempelajari kemampuan sosial dan membaca bahasa tubuh. “Salah satu perubahan yang paling sering dilontarkan dalam kebiasaan sehari-hari penduduk Inggris adalah pengurangan interaksi dengan sesama mereka dalam jumlah menit per hari. Kurang dari dua dekade, jumlah orang yang mengatakan bahwa tidak ada orang yang dapat diajak berdiskusi mengenai masalah penting menjadi berlipat.”

Kerusakan fisik juga sangat mungkin terjadi. Bila menggunakan mouse atau memencet keypad ponsel selama berjam-jam setiap hari, Anda dapat mengalami cidera tekanan yang berulang-ulang. Penyakit punggung juga merupakan hal yang umum terjadi pada orang-orang yang menghabiskan banyak waktu duduk di depan meja komputer. Jika pada malam hari Anda masih sibuk mengomentari status teman Anda, Anda juga kekurangan waktu tidur. Kehilangan waktu tidur dalam waktu lama dapat menyebabkan kantuk berkepanjangan, sulit berkonsentrasi, dan depresi dari sistem kekebalan. Seseorang yang menghabiskan waktunya di depan komputer juga akan jarang berolahraga sehingga kecanduan aktivitas ini dapat menimbulkan kondisi fisik yang lemah, bahkan obesitas.

Tidak heran jika Dr Sigman mengkhawatirkan arah dari masalah ini. “Situs jejaring sosial seharusnya dapat menjadi bumbu dari kehidupan sosial kita, namun yang kami temukan sangat berbeda. Kenyataannya situs-situs tersebut tidak menjadi alat yang dapat meningkatkan kualitas hidup, melainkan alat yang membuat kita salah arah,” tegasnya.

Namun, bila aktivitas Facebook Anda masih sekadar sign in, mengonfirmasi friend requests, lalu sign out, tampaknya Anda tak perlu khawatir bakal terkena risiko kanker, stroke, bahkan menderita pikun.


Ø Psikotest, Recruitment dan Penempatan Kerja

Banyak orang yang mengatakan dan bertanya-tanya mengenai fungsi Psikotest dalam proses recruitment (rekrutmen / rekruitmen) dalam dunia kerja saat ini. Berikut adalah gambaran terhadap Psikotest dan mengapa organisasi sangat memerlukan Psikotest tersebut dalam proses recruitment seleksi.Untuk sebuah jabatan, organisasi memiliki profil sukses yang diperlukan agar siapa-pun yang menduduki jabatan tersebut berhasil. Profil ini yang harus dimiliki oleh para kandidat agar ia bisa malakukan pekerjaanya dengan baik sesuai dengan target dan kemampuan yang harus dikuasai dalam bidang tersebut.

Sebelum memberikan suatu standar yang harus dipenuhi agar masuk kedalam kriteria profil maka perusahaan melakukan proses job analysis terlebih dahulu, untuk menganilisis dan menentukan kriteria-kriteria profil yang cocok dengan sebuah jabatan yang akan diisi.

Kriteria profil ini meliputi aspek kepribadian (who I am), experience (what I have done), technical knowledge (what I know) dan kompetensi (what I can do). Psikotestmerupakan alat yang dimanfaatkan untuk mengetahui kepribadian dan intelektual seseorang yang akan memasuki jabatan tertentu.

Seperti yang sudah dijelaskan diatas, maka Psikotest digunakan oleh organisasi untuk memastikan bahwa kepribadian kandidat yang akan ditempatkan di posisi tertentu sesuai dengan profil kepribadian yang diperlukan. Perlu diingat bahwa Psikotest bukan satu-satunya alat yang digunakan organisasi dalam mengambil keputusan.

Secara teoritis, proses recruitment, seleksi, dan penempatan kerja tidak saja menguntungkan organisasi atau perusahaan dalam arti mendapatkan orang yang tepat untuk jabatan yang lowong, tetapi juga membantu individu mendapatkan pekerjaan yang sesuai. Dengan kemampuan, minat dan kepribadian yang dapat meningkatkan kesejahteraan psikologiknya.

Contoh, posisi sales, organisasi memerlukan kandidat yang memiliki kepribadian yang komunikatif, senang menjalin relasi dengan banyak orang baru. Melalui Psikotest, organisasi akan dapat melihat apakah kandidat memiliki profil kepribadian tersebut atau tidak.

Berikut adalah tips untuk bisa menjalani Psikotest dengan lancar:

  1. Dalam Psikotest tidak ada jawaban benar atau salah, sehingga anda harus menjawab dengan jujur dan yang benar-benar anda rasakan terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
  2. Kondisi anda harus fit, tidak dalam keadaan sakit.
  3. Makanlah agar anda mempunyai tenaga cukup.
  4. Tidak dalam kondisi stress.
  5. Tidak dalam kondisi tertekan.
  6. Sekali lagi, jawablah pertanyaan dengan jujur sesuai diri anda.

Dilemanya, tidak jarang terjadi, kandidat menjawab tidak sesuai dengan yang dia rasakan, “for the sake” mendapatkan sebuah posisi/pekerjaan. Keadaan ini berakibat organisasi memperoleh informasi yang salah dan menempatkan kandidat di posisi yang tidak tepat. Bagi kandidat tersebut, mungkin dia mendapatkan posisi/pekerjaan, namun sesungguhnya posisi/pekerjaan tersebut tidak sesuai dengan kepribadiannya dan tentunya akan secara langsung berpengaruh terhadap kinerjanya, stres, tertekan, tidak konsentrasi, dan juga penurunan produktifitas kerja.

Jadi, siapkan kondisi fisik dan mental anda untuk menghadapi Psikotest, dan jujur lah terhadap setiap jawaban yang diberikan.